Selasa, 07 Desember 2010

Emakku Ingin Naik Haji (sebuah film yang menyentuh dimensi sosial diera modern)


oleh : Moh. Dahlan

Film Emaku Ingin Naik Haji mula-mula ditonton tak memberikan kesan yang mendalam dihati penulis, karena sebagaimana pengalaman yang dirasakan, film biasanya memberikan tontonan yang hanya dapat dinikmati pada saat ditonton saja, tidak memberikan nilai edukasi setelah film itu selesai, ya tujuan produser membuat film disamping untuk mendapatkan uang yang banyak, juga  untuk menghibur penontonnya, mau ada unsur edukasi  atau tidak tidak dalamnya tidak jadi bahan pertimbangan. Bahkan untuk menarik minat masyarakat untuk menonton film nya, sutradara membumbui  filmnya dengan adegan vulgas, sek dan kekerasan, yang diperankan oleh aktor dan artis yang sudah terkenal dengan cost yang tinggi.

Perfilman Nasional dewasa ini karena mungkin sepi kreativitas atau kurang modal, hampir semua judul-judunyal berbau horor dan mistik, seperti hantu perawan, suster ngesot, hantu karet dipak dll. Tentunya tak terlepas dari adegan-adengan yang mengundang birahi kaum lelaki.
Kembali lagi pada Film Emakku Ingin Naik Haji, menurut penulis film tersebut memberikan tontonan yang mengasyikan sekaligus mengharukan, bahkan tak terasa air mata tak terbendung meleleh dipipi karena terharunya sekenario yang dipertontonkan. Dalam Film tersebut ada dua sisi kehidupan yang kontradiktif, disatu sisi menggambarkan seorang nenek renta ingin naik haji, kalau diukur tingkat kemampuannya boleh dibilang mustahil untuk bisa berangkat naik haji. Dan disisi yang lainnya ada orang kaya yang sering melaksanakan haji dan umroh, mereka tidak mempersoalkan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa naik haji.

Seorang nenek yang tua renta dengan segala keterbatasannya itu tidak putus asa untuk bisa naik haji, dia berusaha sekian lama  mengumpukan receh demi receh rupiah untuk biaya naik haji, selama 5 tahun dia mengumpulkan 5 jt rupiah disamping itu dia terus berdoa kepada Allah agar niatnya dikabulkan. Dan yang membuat dia optimis disampingnya ada anak yang sholeh mensuport maksud yang mulia itu.

Tapi usaha untuk mengumpulkan uang tersebut mengalami kendala, Allah memberikan cobaan lewat cucunya buah perkawinan anaknya dengan istri yang telah diceraikan harus segera dioprasi sehingga uang 5 juta itu hasil dari pengumpulan selama 5 tahun harus direlakan untuk pengobatan cucunya.

Apakah cobaan itu sampai disitu, ternyata tidak, anaknya yang menopang kehidupan nenek renta itu harus cacat fisik karena ditabrak mobil oleh seorang saudagar kaya yang menurut ceritanya dia bermain fair dengan sekertarisnya an bertengkar dengan istrinya didalam mobi. Dia pun berrencana  menunaikan  haji, tapi  tujuannya bukan untuk ibadah kepada Allah, namun  supaya ada title didepan namanya dengan sebutan pak Haji, sehingga masyarakat bisa memilihnya untuk jadi Wali Kota.

Di balik penderitaan orang tua renta tersebut, dengan kesabarannya Allah mengabulkan permohonannya lewat tangan orang kaya yang menginginkan dia berangkat naik haji dengan anaknya yang melahirkan dengan idjin Allah dia selamat melahirkan secara alami, walaupun Dokter menyarankan supaya dia melahirkan dengan cara disesar karena ada kelainan posisi bayi didalam rahim. Dan akhirnya dia beserta anaknya atas idjin Allah bisa menunaikan ibadah Haji.

Bersambung .......

0 komentar:

Posting Komentar

Pengelola Blog

Foto saya
Garut, Jawa Barat, Indonesia
Moh Dahlan adalah salah satu anak dari Kiyai Besar, H. Aceng Kosasih sang Pendiri Pesantren AlFurqon Muhammadiyah yang berada di Kecamatan Cibiuk-Garut. Keseriusan dan kesemangatannya dalam memahami ilmu-ilmu agama yang tertuang di dalam kitab-kitab klasik (kitab kuning) dan juga melalui pendidikan kuliahnya menjadikan dirinya mahir dalam memahami masalah sosial-keagamaan. Perjuangan Moh Dahlan dalam menyebarkan agama Islam melalui Pesantren yang saat ini tengah dikelolanya senantiasa didampingi oleh Istrinya yang cantik dan juga mempunyai etos kerja yang tangguh, Yakni Teh Nenden (begitu para santri memanggilnya). Pada Buah hatinya, Alif dan Wanda Moh Dahlan menyimpan tumpuan yang sangat besar. Harapannya tiada lain menginginkan kedua anaknya menjadi anak yang soleh dan solehah. "Nak, Ingatlah! Kehidupan yang akan datang, yang akan kalian jalani pasti tidak sama dengan kehidupan saat ini. Suatu zaman akan datang dimana akhlak yang baik dan ilmu agama seolah menjadi sebuah mutiara yang bercampur dengan debu di padang pasir. kalian mencari mutiara itu dengan sungguh-sungguh pun akan sangat sulit, apalagi tidak serius!" begitu nasihat pada kedua anaknya.

 
Cheap Web Hosting | Top Web Hosts | Great HTML Templates from easytemplates.com.